Dyah ini Zhizuka

Better Education, Better Life

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter

Artikel Populer

21.000 Orang Tewas Karena Perubahan Iklim
Horizon AR 9169: Letusan Baru Badai Matahari
Menyikapi Kemajuan Teknologi di Era Globalisasi

Artikel Terbaru

Sebelas IPA Dua

Seluruh siswa-sisw XI IPA 2 Bersama dengan sukarelawan pengajar Teknologi Informasi dari Korea.

GHOST, Good Humans Of Science Two

"Hampir" seluruh penghuni kelas XI IPA 2 Bersama dengan Boss-nya saat acara sepeda santai dalam rangka ultah SMAN 1 Pacitan.

Pantai Klayar

Pantai berpasir putih ini memiliki keistimewaan di antara celah karang dan deburan ombak yang melambai yang bisa berbunyi seperti seruling laut . Memiliki pasir putih dan air berwarna biru yang menyenangkan untuk dikunjungi dan di nikmati.

Goa Gong

MENDATANGI kota kelahiran presiden SBY belum lengkap tanpa berkunjung obyek wisata eksotis yang pantas Anda masukkan ke dalam daftar jalan-jalan Anda. Salah satunya adalah obyek wisata Goa Gong.

Pantai Srau

Ketika anda berlibur ke Pacitan dan menginginkan menikmati Pantai dengan pasir putihnya dan hiasan berupa kerang dan benda laut lainnya, jawabannya adalah pantai Srau.


Akhir – akhir ini terjadi keprihatinan yang sangat mendalam di dunia kependidikan kita, khususnya beberapa kasus yang terjadi di Pacitan terkait dunia pendidikan kita. Pendidikan kita seakan tercoreng dengan beberapa kasus pornografi yang terjadi di Pacitan. Setelah beberapa waktu lalu masyarakat dihebohkan dengan kasus pemerkosaan di Desa kasihan, Kecamatan tegalombo, kini muncul kasus jenis serupa, yaitu kasus pornografi, tetapi berbeda bentuk. Yaitu kasus penyebaran video porno yang pelakunya adalah ternyata seorang siswi di SMK Negeri Pacitan. Menurut informasi yang beredar di kalangan pelajar dan guru SMK, foto syur yang memperlihatkan sosok tubuh pelajar kelas II yang bernama Nin tersebut dikirim dua kali, yakni diunggah melalui email sekolah Nin serta dikirim melalui fasilitas MMS ke ponsel salah satuguru.

Dengan adanya kasus asusila tersebut, pihak sekolah marah besar dan langsung menggelar sidang darurat membahas foto salah satu pelajarnya yang beredar di internet dan dari ponsel ke ponsel. Kini, kasus tersebut tengah ditangani polisi. Tersangka penyebarluasan video porno, Yud bahkan telah ditahan di Mapolres Pacitan sejak Sabtu menyusul laporan dari pihak keluarga korban. Karena itu, pihak polisi saat ini tengah berupaya menjerat tersangka Yud dengan pasal berlapis, yakni dengan pasal 285 KUHP, UU pornografi, dan UU IT (informasi teknologi).

Mencuatnya kasus terbaru tentang pornografi tersebut seakan mengingatkan kita terhadap kasus – kasus sebelumnya di Pacitan, sehingga hal ini menimbulkan keprhatinan mendalam bagi masayarakat Pacitan dan dunia pendidikan secara umum. Dari kasus – kasus tersebut, ada satu kesamaan yang barangkali bis amenjadi titik temu penyebab maraknya kasus pornografi di dunia pendidikan kita. Dalam terjadinya kasus tersbut, penggunaan IT lah yang menjadi salah satu faktor penyebabnya. Kalau pada kasus pertama di Tegalombo, para pelaku pemerkosaan terpengaruh video porno dari Hand Phone temannya, maka untuk kasus yang kedua ini sama – sama menggunakan teknologi HP untuk menyebarluaskan video bugil dari siswi SMK Negeri Pacitan tersebut.

Barangkali akses teknologi didunia pendidikan kita terlalu bebas dan besar sehingga hal ini memudahkan bagi para pelaku kejahatan pornografi semacam itu lebih mudah untuk mengakses semua media pornografi. Selain itufaktor control dari pihak penyelenggara pendidikan juga menjadi faktor berikutnya, dan bisa dikatakan bahwa kontrol dari pihak sekolah terhadap akses teknologi siswanya sangat kurang, bahkan hanya terkesan formalitas saja. Kemudianfaktor yang ketiga bisa ditebak dari proses penjagaan dari orang tua siswa. Beberapa data menyebutkan bahwa para orang tua lebih sering sibuk mengurusi pekerjaannya masing – masing daripada mengontrol pola pendidikan dan interaksi anak – anaknya.

Kerjasama dari semua pihak sangat penting ketika memang benar – benar ingin menyelesaikan kasus yang marak terjadi di Pacitan itu. Dari personal, dari keluarga, penyelenggara pendidikan, dan semua pihak terkait, sehingga ketika sudah ada sinergi dan komitmen untuk menghapus kasus pornografi bisa segera terwujud, dan tidak ada lagi kasus serupa terulang di Pacitan.